MINAHASA, mediasatu.online – Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Minahasa dalam beberapa pekan terakhir menyebabkan ratusan rumah di bantaran Danau Tondano terendam banjir. Sejumlah warga bahkan harus bertahan hidup dalam kondisi air yang belum juga surut selama berminggu-minggu.
Sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian, Pemerintah Kabupaten Minahasa segera turun tangan dengan memantau langsung kondisi di lokasi, termasuk ke Perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Tonsea Lama yang mengatur aliran air Danau Tondano.
“Solusi terbaik untuk mengatasi banjir di seputaran Danau Tondano adalah dengan membuka penuh pintu air PLTA Tonsea Lama. Dengan begitu, volume air di danau dapat berkurang dan banjir di pemukiman warga bisa surut,” ujar Sekretaris Daerah Minahasa, Lynda Wantania, Senin (13/5).
Wantania mengungkapkan bahwa saat ini pintu air telah dibuka sekitar 35 sentimeter. Namun, hal tersebut belum cukup untuk mengatasi banjir yang terjadi. Oleh karena itu, koordinasi intensif terus dilakukan antara Pemkab Minahasa dan pihak PLTA, termasuk melalui surat resmi yang telah dikirimkan guna mempercepat pembukaan penuh pintu air.
Menanggapi hal tersebut, Manajer PLTA Tonsea Lama, Aminudin Wahib, menegaskan bahwa pihaknya sama sekali tidak berniat menutup aliran air. Ia mengungkapkan, sejak tanggal 2 Mei 2025, pintu air sudah dibuka secara kontinu.
“Sejak adanya permintaan dari Bupati Minahasa melalui Ibu Sekda, kami langsung membuka pintu air. Jika terjadi perubahan ketinggian bukaannya, itu murni karena adanya tumpukan sampah yang terbawa dari danau,” jelas Wahib.
Ia juga menyebut, setelah pintu air dibuka, terjadi penurunan debit air antara 30 hingga 50 sentimeter. Namun, sampah yang menumpuk di sekitar pintu air kerap menghambat aliran.
Penyebab lain dari banjir, menurut Pemkab Minahasa, adalah banyaknya sampah, khususnya plastik, yang menyumbat saluran-saluran air menuju Danau Tondano. Untuk itu, pemerintah daerah merencanakan aksi kerja bakti massal guna membersihkan sampah-sampah tersebut.
“Yang terpenting adalah kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Karena sebesar apapun upaya pemerintah, jika tidak didukung oleh masyarakat, hasilnya tidak akan maksimal,” tegas Wantania.
PLTA Tonsea Lama juga mengaku terus melakukan pembersihan eceng gondok dan pengerukan sedimen di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano sebagai langkah konkret pencegahan banjir. Pekerjaan dilakukan siang dan malam agar aliran air tetap lancar.
“Mari kita jaga kebersihan DAS Tondano bersama-sama. Dengan lingkungan yang bersih, banjir bisa kita cegah,” tutup Wahib. (Win)